Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat menuntut pendidik untuk memiliki keterampilan digital yang mumpuni. Dalam konteks transformasi pendidikan era modern, literasi digital bukan lagi sekadar kemampuan tambahan, melainkan kemampuan inti yang harus dimiliki oleh setiap guru. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi terbesar bagi pendidik memiliki kontribusi strategis dalam memperkuat budaya literasi digital di kalangan guru di seluruh Indonesia.
1. Mendorong Kesadaran Guru tentang Pentingnya Literasi Digital
PGRI secara aktif menyosialisasikan pentingnya literasi digital melalui:
-
Seminar nasional dan webinar pendidikan
-
Sosialisasi melalui media PGRI (website, media sosial, dan kanal informasi lainnya)
-
Kampanye peningkatan kompetensi digital guru
-
Forum diskusi antara guru lintas daerah
Kesadaran adalah langkah awal dalam membangun budaya digital. PGRI memastikan bahwa guru memahami urgensi penguasaan teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran modern.
2. Pelatihan dan Workshop Literasi Digital
Untuk meningkatkan keterampilan guru, PGRI rutin menyelenggarakan berbagai program pelatihan yang meliputi:
-
Penggunaan Learning Management System (LMS)
-
Pemanfaatan platform pembelajaran digital (Google Classroom, Moodle, Canva for Education, dll.)
-
Pembuatan media pembelajaran interaktif
-
Penggunaan AI secara bijak dalam pembelajaran
-
Keamanan digital dan etika bermedia
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai inovator dalam pembelajaran digital.
3. Menyediakan Ruang Kolaborasi Digital antar Guru
PGRI juga berperan dalam membangun komunitas belajar digital untuk guru, seperti:
-
Grup komunitas online berbasis WhatsApp, Telegram, dan media sosial
-
Forum diskusi akademik secara daring
-
Program “Guru Belajar dan Berbagi” melalui platform digital
-
Pertemuan virtual antarwilayah untuk berbagi praktik baik
Kolaborasi ini memungkinkan guru di berbagai daerah saling bertukar gagasan, pengalaman, dan inovasi pembelajaran berbasis teknologi.
4. Mendorong Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
PGRI mendorong guru untuk menciptakan pembelajaran yang:
-
Lebih interaktif dan menarik
-
Memanfaatkan video, animasi, e-modul, dan bahan ajar digital lainnya
-
Menggunakan aplikasi kuis, simulasi, dan evaluasi berbasis daring
-
Mengintegrasikan teknologi sesuai karakteristik peserta didik
Hal ini membantu guru dalam menyajikan pembelajaran yang relevan dengan era digital dan lebih mudah dipahami oleh siswa.
5. Memfasilitasi Sertifikasi dan Pengembangan Kompetensi Digital
Beberapa daerah melalui PGRI telah bekerja sama dengan lembaga profesional untuk menyediakan:
-
Sertifikat pelatihan literasi digital
-
Program micro-learning
-
Pelatihan kompetensi TIK bagi guru
-
Penguatan kompetensi digital sesuai standar profesional
Sertifikasi ini menjadi nilai tambah bagi guru dalam pengembangan karir dan peningkatan kualitas pembelajaran.
6. Mengembangkan Kebijakan dan Advokasi Literasi Digital
PGRI juga berperan aktif dalam memberikan masukan terkait kebijakan literasi digital melalui:
-
Rekomendasi terhadap kurikulum berbasis teknologi
-
Usulan pengembangan infrastruktur digital sekolah
-
Advokasi pemerataan akses internet bagi guru dan siswa
-
Penekanan pentingnya literasi digital dalam standar kompetensi guru
Advokasi ini bertujuan agar pemerintah dan pemangku kepentingan dapat mendukung implementasi literasi digital secara menyeluruh.